Bolaid.xyz – Final Liga Eropa 2024/25 mempertemukan dua raksasa Inggris yang haus akan pembuktian,yakni Tottenham Hotspur dan Manchester United. Laga yang berlangsung di Stadion San Mamés,Bilbao,Spanyol,pada 21 Mei 2025 ini menyedot perhatian jutaan pasang mata dari seluruh dunia.
Kedua tim datang dengan beban dan cerita masing-masing. Tottenham yang belum pernah meraih trofi sejak 2008,datang dengan harapan besar di bawah pelatih Ange Postecoglou.
Sementara itu Manchester United menjalani musim yang mengecewakan dan memandang final ini sebagai satu-satunya kesempatan untuk menyelamatkan musim. Pertandingan berlangsung intens,penuh ketegangan dan sarat akan drama.
Namun hanya satu gol yang tercipta dan itu sudah cukup membawa Spurs menuju sejarah baru.
Brennan Johnson mencetak gol tunggal yang membuat Tottenham mengangkat trofi Liga Eropa pertama mereka sejak 1984. Atmosfer di dalam stadion menggambarkan campuran emosi yakni euforia dari kubu Spurs dan keterpurukan dari Red Devils.
Inilah final yang menjadi saksi kebangkitan Tottenham dan kejatuhan United.
Baca selengkapnya :
Hasil Final Liga Eropa : Tottenham vs Man United 1-0
Jalannya Pertandingan Tottenham vs Man United
Pertandingan dimulai dengan tempo cepat dari Manchester United. Sejak menit pertama, mereka langsung menekan lini pertahanan Tottenham dengan intensitas tinggi. Kobbie Mainoo dan Bruno Fernandes mendominasi penguasaan bola di lini tengah, membuat Spurs lebih banyak menunggu di wilayah mereka sendiri.
United menciptakan peluang pertama melalui Amad Diallo di menit ke-7, namun tembakan kaki kirinya masih melebar tipis di sisi gawang Vicario. Tidak lama kemudian, Luke Shaw mencoba melepas umpan silang yang disambut oleh Højlund, tapi tandukannya melambung tinggi.
Tottenham merespons melalui serangan balik cepat. Di menit ke-12, Brennan Johnson nyaris lolos dari pengawalan Wan-Bissaka, tapi umpan silangnya tak berhasil disambut Son yang terlambat masuk ke kotak penalti.
Manchester United terus menguasai jalannya laga dengan persentase possession mencapai 71%. Namun, dominasi itu terasa sia-sia karena tak mampu dikonversi menjadi peluang bersih. Setiap serangan mereka seolah terbentur tembok kokoh yang dibangun Romero dan van de Ven.
Di sisi lain, Spurs bermain sabar dan disiplin. Mereka memanfaatkan celah di sisi kanan pertahanan United yang sering naik terlalu tinggi. Pada menit ke-22, Tottenham mendapat peluang emas pertama mereka. James Maddison menyodorkan bola terobosan kepada Pape Matar Sarr yang menusuk ke kotak penalti dan melepaskan tembakan mendatar.
Gol Tunggal Brennan Johnson
Bola sempat membentur Luke Shaw, berubah arah, dan jatuh tepat ke kaki Brennan Johnson yang tanpa ampun menceploskan bola ke gawang Andre Onana. Spurs unggul 1-0 lewat satu-satunya tembakan tepat sasaran di babak pertama.
Gol tersebut seolah menyuntik semangat Tottenham sekaligus memukul mental para pemain United. Meskipun masih mendominasi permainan, tekanan mereka jadi terburu-buru dan tidak tenang. Bruno Fernandes mencoba melepas tembakan jarak jauh di menit ke-29, namun bola melayang di atas mistar.
Spurs mulai bermain dengan dua lapis blok pertahanan. Mereka menumpuk lima pemain di lini tengah dan memainkan low block yang membuat frustrasi lini depan United. Postecoglou tampak puas dengan pendekatan taktis ini, sesekali memberikan isyarat agar timnya tidak terpancing keluar dari zona bertahan.
Pada menit ke-35, Garnacho masuk menggantikan Diallo untuk menambah kecepatan di sisi kiri. Sayangnya, bek kanan Spurs, Pedro Porro, tampil sangat solid dan tidak memberi ruang bagi Garnacho untuk bergerak bebas.
Menjelang turun minum, United mendapat peluang lewat bola mati. Bruno mengirimkan tendangan bebas yang disambut Maguire dengan sundulan keras, namun Vicario melakukan penyelamatan spektakuler yang menyelamatkan keunggulan Spurs.
Babak Kedua lebih intens
Babak kedua dimulai dengan ritme yang hampir sama. United terus menggempur, tetapi Spurs tetap disiplin dan terorganisir. Højlund sempat lolos di menit ke-50, namun Romero melakukan blok bersih yang menyapu bola sebelum striker asal Denmark itu bisa menembak.
Di sisi lain, Tottenham terlihat lebih berani menyerang. Pada menit ke-55, Son mencoba peruntungannya lewat sepakan dari luar kotak penalti, tapi bola masih bisa ditepis oleh Onana.
United memasukkan Mason Mount di menit ke-60 untuk menambah kreativitas. Tapi permainan mereka justru jadi semakin melebar dan tidak fokus. Banyak umpan silang yang gagal menemui sasaran karena Romero dan van de Ven menang duel udara.
Pada menit ke-68, United mendapatkan peluang terbaik mereka ketika Garnacho berhasil melewati dua pemain dan masuk ke kotak penalti. Sayangnya, finishing-nya terlalu lemah dan mudah diamankan Vicario.
Tottenham memainkan tempo dengan sangat cerdik. Mereka memperlambat permainan lewat build-up yang hati-hati dan membuang waktu secara legal lewat throw-in lambat dan kontrol bola di area tengah.
Man United tidak mampu menembus pertahanan Lily Whites
Pada menit ke-77, Yves Bissouma masuk menggantikan Maddison untuk mempertebal lini tengah. Ini membuat United kesulitan mendapatkan ruang di zona 14 (depan kotak penalti), sehingga mereka lebih sering mengandalkan crossing dari sisi sayap.
Menit-menit akhir pertandingan menjadi sangat menegangkan. United hampir menyamakan kedudukan di menit ke-89 ketika bola liar hasil tendangan pojok jatuh ke kaki Casemiro, namun tendangannya masih melambung.
Spurs bertahan dengan sepuluh pemain di sepertiga akhir. Bahkan Son ikut turun membantu pertahanan di dekat kotak penalti. Postecoglou menerapkan formasi 5-4-1 di menit-menit akhir untuk menjaga keunggulan.
Tambahan waktu lima menit tidak cukup bagi United untuk mencetak gol. Peluit panjang dibunyikan wasit dan seluruh pemain Tottenham bersorak. Para pemain United tampak terdiam dan frustrasi, beberapa di antaranya langsung berjalan ke ruang ganti tanpa menyalami lawan.
Pertandingan ini menjadi bukti bahwa statistik tidak selalu mencerminkan hasil akhir. Satu peluang bersih dari Tottenham lebih berharga daripada 15 tembakan tidak efektif dari United. Sebuah final yang memperlihatkan bahwa efisiensi, disiplin, dan strategi bisa mengalahkan dominasi yang sia-sia.
🏆 Gelar Bersejarah bagi Tottenham
Tottenham akhirnya mengangkat trofi bergengsi setelah 17 tahun penantian. Gol semata wayang dari Brennan Johnson menjadi penentu kemenangan Spurs atas Manchester United. Bola yang disodorkan oleh Pape Sarr sempat membentur Luke Shaw sebelum menggetarkan gawang United.
Ini menjadi momen ikonik dalam sejarah klub London Utara tersebut. Kemenangan ini juga menjadi trofi Eropa pertama Tottenham sejak menjuarai UEFA Cup (sekarang Liga Eropa) pada 1984.
Musim yang terpuruk untuk Manchester United
Bagi Manchester United,kekalahan ini memperpanjang musim kelam mereka. Klub yang finis di posisi ke-16 Liga Premier ini kini gagal tampil di kompetisi Eropa musim depan.
Pelatih Ruben Amorim yang baru menggantikan Erik ten Hag beberapa bulan sebelumnya, kini berada dalam tekanan besar.
Banyak pihak mempertanyakan mentalitas dan kualitas skuad yang dimiliki United. Pemain seperti Casemiro,Bruno Fernandes dan Rasmus Højlund tampak kehilangan arah dalam laga penting seperti ini. Kekalahan ini membuat masa depan beberapa pemain kunci menjadi tanda tanya besar.
Kritik juga diarahkan pada struktur klub dan strategi transfer yang dianggap tak konsisten. United kini berada di titik nadir yang belum pernah mereka rasakan sejak era pra-Ferguson.
Mereka harus kembali membangun dari nol,dengan ancaman perombakan besar di musim panas. Tak hanya soal hasil, kekalahan ini meninggalkan luka mendalam dalam psikologi para pemain dan fans.
Review Hasil Final Liga Eropa Tottenham vs Man United 1-0 Disini
BACA BERIKUTNYA :
Leave a Reply